Oleh: Nawa RoQes, Penikmat sunyi, senyap dan sejenisnya.
Pagi ini aku baru saja mengumpulkan berkas usulan judul skripisi. Dan ini adalah yang ketiga kalinya. Di mana yang pertama dan yang kedua kemaren telah ditolak dengan hormat. Hormat, karena dua judul tersebut benar-benar original. Tidak duplikat apalagi copy-paste dari karya atau skripsi orang lain.
Aku mohon kepada Tuhan, dengan segala kekurangan dan kelemahan analisisku, pengajuan yang ketiga ini diterima dengan hormat pula oleh dewan penguji. Agar aku bisa merampungkan sarjana di kampus UMY ini pada pertengahan 2011 nanti.
Aku merupakan mahasiswa yang tergolong telat dalam meraih gelar sarjana. Tentu jika dibandingkan dengan teman-teman seangkatan. Yaitu angkatan 2005. Baik yang di UMY, UGM, UPN Veteran, UII, UNPAD, UI Jakarta, USU maupun dengan teman-teman di UNRI, UIR Riau dll.
Malahan dari beberapa informan, saat ini sudah ada beberapa teman yang bekerja di instansi pendidikan dan instansi pemerintahan. Bahkan beberapa orangp pula sudah PNS. Alhamdulillah. Mereka bekerja sesuai dengan porsi dan kapasitasnya masing-masing.
Kembali kecerita awal tentang usulan skripsiku. Beberapa waktu yang lalu [sebelum pengajuan yang ketiga ini] aku menemui salah seorang dewan penguji. Beliau mengatakan bahwa kegagalan 2 judul skripsi yang telah lalu itu karena analisisnya terlalu abstrak. Hal itu kuakui sepenuh hati. Dan sarannya supaya diajukan lagi untuk yang ketiga kalinya secepat mungkin.
Bahkan beliau menyarankan, jika skripsiku nanti sudah jadi, agar dijadikanbuku saja. Hal ini mungkin karena sebelumnya, beliau mengetahui bahwa aku telah menulis buku. Buku hasil dari refleksi ringan dan artikel-artikelku, baik yang dimuat di koran maupun artikel yang tersimpan manis di folder komputer.
Buku itu merupakan karya perdanaku. Dan aku mengakui dan sangat menyadari bahwa buku tersebut adalah buku yang masih jauh dari harapan banyak orang. Tapi, setidaknya dengan segala kekurangannya itu, buku tersebut telah menjadi batu pertama bagi pondasi bangunan karya-karya yang selanjutnya.
Buku perdana itu kuberi Judul Sang Metamorfosa [Dari Catatan yang Hampir Usang]. Aku tidak ingat, entah dari mana inspirasiku atas pemberian judul tersebut. Jika ditanya alasan, maka alasanku adalah, ketika mendengar kata-kata metamorfosa aku dan mungkin juga orang lain, akan terbayang denga kupu-kupu. Atau lebih tepatnya proses penyempurnaan seekor kupu-kupu yang pada mulanya, ia hanyalah sebutir telur, kemudian menjadi ulat yang menjijikkan, terus menjadi kepompong. Baru setelah semua proses itu dilewati, ia menjadi kupu-kupu yang indah dan disenangi oleh orang-orang yang ingin menikmati keindahan.
Begitulah kira-kira perumpamaan atas buku Sang Metamorfosa. Yang pada awalnya ia hanyalah tulisan-tulisan yang berantakan dan kacaw balau. Kemudian atas bantuan banyak pihak, ia menjadi buku. Dan harapanku, buku itulah yang akan menjadi telur dan kepompong bagi karyaku yang seterusnya. Tentu saja aku mohon doa dan dukungan dari kalian semua, sebagai orang yang lebih mengetahui seluk beluk dunia kepenulisan dan dunia perbukuan.
Aduh…kok jadi cerita Sang Metamorfosa ya…hehe
Gimana pula nanti mau dijadikan buku sesuai dengan usulan sang penguji itu.
Skripsinya saja belum jadi. hahaha.. Mohon doanya ya..;-)
Gimana pula nanti mau dijadikan buku sesuai dengan usulan sang penguji itu.
Skripsinya saja belum jadi. hahaha.. Mohon doanya ya..;-)
0 komentar:
Posting Komentar