Selamat Datang di Catatan Liar : theOne :-)

Minggu, 07 Desember 2014

Suratku Untuk Bapak Bupati

Realitas Saat Ini, Kondisi Jalan Lintas Kubu dan Kuba yang Sangat Memilukan Hati.

Salam hormat kami haturkan untuk bapak Bupati di sela-sela kesibukan menjalankan tugas sebagai kepala rumah tangga sekaligus sebagai kepala daerah. Sungguh kami tidak ingin kesibukan bapak Bupati terganggu oleh sikap kami. Namun, sepucuk surat ini kami harapkan bisa bapak baca ketika bapak —barangkali—sedang santai sambil menikmati secangkir kopi di suatu pagi sebelum aktivitas yang lainnya di mulai.

Bapak Bupati yang kami hormati.
Kami tahu siapa yang punya kuasa atas keberlangsungan hidup dan kehidupan ini. Kami tahu siapa yang merencanakan bagaimana kehidupan ini harus dijalani. Dan kami tahu, manusia sebenarnya tidak akan mampu melawan takdir-Nya. Akan tetapi kami tidak tahu apakah manusia yang diciptakan sebagai khalifah di muka bumi ini, punya rencana untuk kebaikan dan tolong menolong antar sesamanya. Atau mungkin saling menjatuhkan dan menghancurkan satu sama lain. Sungguh kami tidak tahu.

Betul, kami punya wakil rakyat sebagai penyambung lidah. Namun, kami belum punya wakil rakyat untuk penyambung hati. Sungguh, apa yang kami harapkan adalah kehendak hati. Bukan kehendak lidah. Jika bapak Bupati punya kesempatan, melalui sepucuk surat ini kami sampaikan agar bisa merasakan dengan hati, apa yang sedang kami rasakan. Puluhan tahun rakyat bapak di kecamatan Kubu dan Kubu Babussalam tidak pernah menikmati mulusnya jalan. Selama itu pula rakyat bapak berlalu lalang dalam kubangan. Andaipun tidak di musim penghujan, kemaraupun kondisi jalannya penuh dengan lubang-lubang yang sangat dalam.

Sungguh sangat memprihatinkan…!!!

Bapak Bupati yang kami hormati.
Kami tidak tahu apa isi musrenbang. Dan kami tidak tahu apa isi paripurna penetapan Anggaran. Yang kami tahu bapak Bupati adalah Kepala Daerah tempat kami mengadu soal pembangunan. Sudah banyak do’a yang kami panjatkan. Sudah banyak keluhan yang kami hembuskan. Sekali ini saja kami mengharap, untuk sebuah jalan yang mulus nan kami rindukan.

Bapak Bupati pasti tahu. Akibat parahnya jalan, harga beli masyarakat semakin tinggi dan harga jual komoditinya menjadi rendah. Kemudian bagaimana mungkin kita bercerita tentang pengentasan kemiskinan, sementara urat nadinya untuk menjadi kaya hampir terputus. Belum lagi masalah BBM yang terus melonjak yang semakin memperparah keadaan ekonomi masyarakat.

Bapak Bupati yang kami hormati.
Sebentar lagi surat ini akan kami sudahi. Sekali lagi kami sampaikan  ketidaktahuan kami. Apakah jalan lintas kecamatan Kubu – Kubu Babussalam itu milik pemerintah pusat, provinsi atau kabupaten. Yang pasti setiap hari jalan tersebut menjadi lintasan rakyat bapak Bupati.

Demikian bapak Bupati. Semoga beberapa menit waktu bapak Bupati untuk membaca surat ini tidak mengganggu aktivitas yang menumpuk di pundak bapak Bupati. Kami hanya ingin bercerita dari hati ke hati. Karena kami tahu, hati bapak Bupati begitu mulia untuk menerima harapan dari rakyat bapak Bupati ini.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons