Selamat Datang di Catatan Liar : theOne :-)

Jumat, 19 Agustus 2011

Mengetahui Kebaikan dan Keburukan Guna Mencapai Taqwa

Oleh Abd. Muluk*)

Bertolak dari sebuah firman-Nya yang sudah lazim kita dengar pada setiap Ramadan, surat al Baqarah ayat 183 yang artinya:“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” Dari sini kita mencoba untuk menguraikan secara sederhana tujuan dari pada puasa itu sendiri. Yakni berdasarkan firman Allah SWT di atas, tujuannya ialah “agar kita bertaqwa.”

Jika kemudian kita munculkan sebuah pertanyaan, mengapa tujuan puasa adalah bertaqwa, sedangkan tujuan amal ibadah – amal ibadah yang lain tidak di sebutkan agar kamu bertaqwa? Hemat penulis, di sinilah istimewanya Ramadan. Bahwa amal ibadah apa pun yang dikerjakan selama Ramadan, akan digandakan oleh Allah SWT kebaikan-kebaikannya. Dengan demikian, kabaikan-kebaikan yang berlipat ganda itu, akan mempercepat gerak langkah manusia untuk meraih prestasi taqwa tersebut.

Taqwa, merupakan suatu “akibat” dari “sebab” yang kita perbuat selama hidup di dunia ini. Karena taqwa adalah hasil akhir dari semua penilaian hidup dan kehidupan. Dan pada hakikatnya, untuk menjadi orang yang bertaqwa, tidak semata-mata pada bulan suci Ramadan ini. Melainkan sepanjang sejarah riwayat kehidupan kita masing-masing.

Oleh karena itu, jika berbicara tentang taqwa, berarti kita berbicara masalah kebaikan dan keburukan. Nah, bagaimana cara menjadi orang yang bertaqwa, terlebih dahulu kita mengetahui apa yang baik untuk dikerjakan dan apa yang buruk untuk ditinggalkan menurut pandangan Allah SWT..Ringkasnya, kita harus tahu apa yang baik dan apa yang tidak baik itu.

Belajar, untuk mengetahui
Nah, di sinilah pentingnya bagi kita untuk belajar dan terus belajar. Berguru dan terus berguru. Baik itu melalui orang lain, maupun alam dan lingkungan yang ada di sekitar kita. Bahkan melalui hal yang kita anggap sepele sekali pun. Misalnya melalui makhluk yang bernama semut. Lewat semut kita bisa belajar bagaimana indahnya salam, tegur sapa, silaturrahmi, kebersamaan dan seterusnya. Yang penting itu adalah kebaikan.

Belajar tidak memandang usia, kesempatan dan kemampuan ekonomi. Belajar merupakan suatu kewajiban tanpa tuntutan. Yang namanya belajar tidak mesti datang dan duduk di bangku sekolah formal. Belajar tidak mesti harus mempunyai setumpuk uang dan segudang kekayaan. Belajar tidak mutlak pada usia belasan tahun. Karena belajar bisa kapan saja, di mana saja, kepada siapa saja dan melalui apa saja. Bisa saja berguru kepada anak-anak, orang tua, air, api, udara, buku, koran, di terminal, di pasar, rumput, pepohonan, kematian, sakit, lilin, laut, buih, kehidupan masa lalu, kehidupan saat ini, dan semua ayat-ayat Tuhan yang terhampar di alam semesta ini adalah tempat kita belajar untuk mengetahui.

Dengan demikian, setelah kita banyak belajar melalui media apa saja dan kepada siapa saja, di tambah dengan berguru dan bertanya kepada orang yang lebih tahu, maka secara perlahan, satu demi satu, selangkah demi selangkah, kita akan mengetahui bahwa yang ini baik dan yang itu buruk. Artinya, jadilah kita orang yang tahu memilih dan memilah. Setelah itu barulah kita mampu menjalankan perintah_Nya dan menjauhi serta meninggalkan apapun yang dilarang_Nya.

Begitulah taqwa. Bermula dari tingkat pengetahuan kita akan sesuatu, bahwa yang itu baik dan yang itu buruk, kemudian mengamalkan yang baik itu sepanjang hari, barulah kemudian kita mendapatkan prestasi istimewa yang bernama taqwa tersebut.

Untuk itu, melalui Ramadan yang penuh kebaikan dan kenikmatan ini, semoga keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT semakin meningkat. Tentunya seiring dengan meningkatnya kebaikan yang kita kerjakan dan keburukan yang kita tinggalkan selama Ramadan ini. Dan sesungguhnya harapan terbesar kita adalah, ketika Ramadan berakhir nanti, kita akan tetap menjadi insan yang taqwa, mampu menjalankan perintah_Nya dan kuat meniggalkan larangan_Nya.[]

*) Abd. Muluk, penulis buku Sang Metamorfosa. Pernah belajar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Asal kec. Kubu, Rokan Hilir.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons