Ket : Cerita ini telah
dimuat di Posmetro Rohil, Rubrik SchoolZone pada Sabtu, 03 Maret 2012
Mantap..!!! inilah ungkapan yang pertama kali keluar dari mulutku
ketika melihat halaman School Zone, setelah seorang teman dari Rokan Hilir
membawa Posmetro Rohil ke Yogyakarta beberapa hari yang lalu. Halaman khusus
yang dipersembahkan bagi para guru dan siswa untuk menuangkan segala macam
bentuk keahlian dalam dunia tulis menulis. Baik itu opini, puisi, cerpen, barangkali
juga cerbung (cerita bersambung) dan cergam (cerita bergambar).Tidak hanya itu,
ternyata School Zone juga menerima berita dan foto-foto kegiatan sekolah.
Lalu pertanyaanku untuk adik-adik pelajar Rokan Hilir
adalah, tidakkah kalian tertarik untuk tampil di sini? Bereskpresi sambil
belajar menerapkan apa yang telah dan sedang dipelajari di bangku sekolah? Aku
percaya, kalian pasti tertarik. Bagaimana tidak, jika kalian hadir di sini
dalam bentuk apa saja, entah penulis cerpen, penulis puisi, penulis artikel,
atau foto kalian dipajang di sini, tidak hanya kamu yang bangga. Sekolah,
guru-guru, orang tua, bahkan aku juga ikut dan sangat bangga. Karena semua
kebanggaan itu adalah kebanggaan Rokan Hilir bahwa kamu adalah aset masa depan
daerah ini yang memang dan patut untuk dibanggakan.
Di sini, untuk mengawali cerita pendek dan kisah
nyata, perkenankan aku untuk menulis memori keberangkatanku ke Yogayakarta pada
medio 2005 yang lalu. Cerita ini kurangkum dari buku perdanaku “Sang
Metamorfosa” yang diterbitkan oleh Modya Karya, Yogyakarta pada akhir 2010 yang
lalu. Cerita ini semata-mata untuk merangsang adik-adik pelajar semua, agar
terbitan berikutnya, aku dan pembaca School Zone yang lain membaca cerita
kalian di halaman yang sama dan tentunya episode berbeda.
Ceritanya begini. Malam itu, awal Juli 2005
sekitar pukul 19.30 wib bakda shalat Isya, aku membantu Omak menyiapkan makan
malam (ha..ha..sok rajin). Tiba-tiba, Roni—salah seorang teman SMA-ku di SMA N
1 Kubu, sekaligus ketua OSIS tahun 2004—datang dan langsung menghampiriku.
Tanpa basa basi dia bilang, “kito kuliah di Jogja ajo yok mek...!” Aku yang
dari tadi mondar mandir di ruang dapur tersebut, langsung kaget. Karena tidak
pernah sedikit pun dibenakku terlintas untuk kuliah sejauh itu. Aku diam saja.
Sambil menata jantung yang masih deg-degan, hidangan
makan malam pun siap untuk disantap. Tanpa obrolan panjang, Roni kuajak
menikmati masakan Omak malam itu, dan kami makan malam bersama dengan anggota
keluarga yang lain.
Setelah makan malam selesai, ajakan Roni tersebut
kusampaikan ke Apak yang waktu itu, beliau lagi duduk santai di ruang tamu
sambil menikmati rokok Nero dan kopi pahitnya (sebuah ritual khusus yang
sebenarnya kurang baik untuk dicontoh, tapi bagaimana lagi, sudah terlanjur basah.hehe...).
Setelah mengingat-ingat dan menimbang-nimbang, maka diputuskan oleh Apak atas
izin Omak, aku dibolehkan kuliah di Yogyakarta.
Setelah malam itu, persiapan demi persiapan yang
dianggap penting mulai kulengkapi dengan serba kilat. Mulai dari KTP, legalisir
Ijazah, legalisir Nilai, Pasfoto, Surat Kesehatan dan syarat adminintrasi
lainnya sesuai dengan informasi yang kudapatkan sebelumnya melalui teman yang
beberapa tahun sudah di Yogyakarta. Begitu juga dengan pakaian. Semuanya
kukemas dalam sebuah tas ransel dan siap untuk dibawa.
Tibalah pada hari keberangkatan. Di mana cuaca pada
hari itu agak mendung. Situasi dan kondisi itu pula yang membuat hatiku terasa
berat untuk meninggalkan kampung halaman. Karena selama ini, aku tidak pernah
ke kota, apalagi bepergian hingga melintasi provinsi-provinsi bahkan
menyeberang pulau Sumatera-Jawa.
Mungkin inilah awal dari kehidupanku untuk mandiri di
perantauan. Dan hidup berkelana akan segera dimulai. Kala itu aku berfikir,
“aku harus kuat dan Aku harus dewasa”.
Tepat pada hari Selasa, 05 Juli 2005 pukul 11.30 wib,
aku berangkat dan meninggalkan Kubu (kampung halaman tercinta) melalui kota
Pekanbaru menuju Yogyakarta. Sebuah kota yang waktu itu hanya kudengar dari
cerita orang-orang dan buku-buku pelajaran di sekolah. Sebuah kota yang tidak
pernah aku mimpikan sebelumnya.
Akhirnya, Sabtu 06 Juli 2005 dini hari, aku tiba di
Yogyakarta. Sebuah perjalanan yang penuh dengan pengalaman-pengalaman yang
belum pernah kurasakan sebelumnya.
Sekian. Inilah sekilas ceritaku. Lalu mana ceritamu?!
Oleh Abd. Muluk, alumni SMA N 1 Kubu, sedang menulis tugas akhir di Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
0 komentar:
Posting Komentar